“Seratus tiga puluh lima juta penduduk Indonesia... Terdiri dari
banyak suku bangsa itulah Indonesia...”
Inget dong
sama sepenggal lirik dari Bang Haji Rhoma Irama di atas. “Seratus Tiga Puluh
Lima Juta”, sebuah angka yang besar untuk dijadikan sebuah judul lagu.
Buat yang
belum pernah denger lagu itu norak banget sih loe pasti bingung tahun
keluarnya lagu itu di pasaran. Yap, itu lagu jadul yang pertama kali diperdengarkan tahun 1976.
Sekarang di
sini saya akan sedikit membahas “apa sih yang dimaksud dengan penduduk itu?”
Penduduk terdiri dari banyak individu dalam suatu wilayah
Menurut
beberapa sumber yang saya baca, secara sederhana penduduk dapat didefinisikan sebagai kumpulan manusia yang menetapi
dan tinggal pada suatu wilayah atau lingkup geografi tertentu. Misalnya,
penduduk Indonesia berarti sekumpulan manusia yang tinggal dalam batas geografi
Indonesia.
Tari piring merupakan kebudayaan hasil terbentuknya masyarakat dalam waktu yang lama
Setelah
terbentuknya penduduk, pasti akan tercipta suatu interaksi yang membentuk
sebuah jaringan yang disebut dengan masyarakat.
Setelah masyarakat tercipta, akan terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang secara
bertahap namun sangat kuat sehingga akan menjadi ciri khas penduduk tersebut
yang lambat laun akan menjadi sebuah kebudayaan.
Lalu apa
hubungannya dengan lirik Bang Haji Rhoma Irama di atas?
Pasti
terpikir kan oleh kita, betapa luar biasanya pertambahan penduduk di Indonesia
ini. Dulu yang di tahun 1976 ‘hanya’ berjumlah 135.000.000, sekarang telah
membengkak menjadi lebih dari 241.000.000 (menurut prediksi BKKBN).
Tabel jumlah penduduk terhadap pengguna internet di beberapa negara ASEAN
Pertambahan penduduk yang mencapai lebih dari 100.000.000
jiwa dalam kurun waktu 35 tahun terakhir ini, merupakan ciri khas dari negara
berkembang, dalam kasus ini Indonesia. Dan akibat dari jumlah penduduk yang
besar namun tidak diibangi dengan pemerataan kesejahteraan, maka terciptalah kepadatan penduduk yang tidak merata.
Misalnya penduduk di Bekasi sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
Majalengka, karena bekasi lebih dekat dengan ibu kota sehingga akses informasi
lebih cepat dibandingkan dengan Majalengka.
Jumlah
penduduk yang besar ini juga pasti telah mempengaruhi kebudayaan di masyarakat.Jumlah
penduduk yang besar, jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya
manusianya, hanya akan meningkatkan angka pengangguran. Dan semakin besar
pengangguran, maka akan semakin besar pula angka kejahatan. Tidak heran jika di
negara ini, terutama di kota-kota besar, tingkat kejahatannya sangat besar. Dimana
kota-kota besar tersebut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat besar.
Jadi
kesimpulan yang dapat ditarik adalah penduduk,
masyarakat, dan kebudayaan merupakan aspek-aspek yang terbentuk secara bertahap
namun sangat berkaitan satu sama lain. Dalam penduduk akan terbentuk masyarakat,
dan dalam masyarakat akan tercipta suatu kebudayaan.
(sumber:
wikipedia, republika, bkkbn)